SOAL PILIHAN
BERGANDA BAB VIII
1. Faktor
batas kritis keberhasilan dalam
pertimbangan auditor sebagai
penentuan signifikansi merupakan . . .
a. Suatu
area berkaitan erat dengan dampak eksternal dari suatu kegiatan yang berkaitan
dengan faktor sosial, ekonomi dan lingkungan serta pentingnya kegiatan tersebut
terhadap program pemerintah atau masyarakat.
b. Menunjukkan
pentingnya suatu area dalam menentukan keberhasilan entitas dimana apabila
perbaikan yang ditimbulkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap
operasi entitas maka tingkat
signifikannya relatif tinggi dan sebaliknya.
c. Nilai
tambah yang diharapkan dari audit tersebut yang berupa perubahan dan perbaikan
yang dapat meningkatkan economy, efektivitas dan efisiensi.
d. Berkaitan
dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar
profesi yang berlaku.
e. Batasan
suatu audit yang memberikan batasan bidang atau kegiatan yang akan diaudit,
periode waktu yang diaudit, lokasi yang akan dikunjungi, jenis kajian yang akan
dilakukan untuk menguji simpulan dan jenis investigasi yang akan dilakukan.
Jawab : b.
Menunjukkan pentingnya suatu area dalam menentukan keberhasilan entitas dimana
apabila perbaikan yang ditimbulkan akan memberikan dampak yang signifikan
terhadap operasi entitas maka tingkat
signifikannya relatif tinggi dan sebaliknya.
Alasan: Batas
kritis keberhasilan menunjukkan pentingnya suatu area dalam menentukan
keberhasilan entitas dimana apabila perbaikan yang ditimbulkan akan memberikan
dampak yang signifikan terhadap operasi entitas
maka tingkat signifikannya relatif tinggi dan sebaliknya.
(Sumber:
Hal- 98)
2. Di
bawah ini yang bukan merupakan kemungkinan dampak audit yang diharapkan adalah
. . .
a. Pengendalian
dan manajemen atas sumber daya manusia, aset, proyek, dan sumber daya lain yang
lebih baik, pengendalian yang ketat atas kecurangan.
b. Perbaikan
dalam pencapaian tujuan melalui perubahan sifat output atau peningkatan
sasaran, memperkenalkan tujuan dan sasaran dengan lebih baik.
c. Pengurangan
biaya akibat pemanfaatan sumber daya yang lebih ekonomis, pengurangan biaya
sebagai hasil dari pengadaan yang lebih baik.
d. Semakin
luasnya jangkauan pelayanan dan semakin banyaknya pilihan bagi masyarakat,
peningkatan pengendalian dan pemantau eksternal.
e. Informasi
manajemen keuangan yang semakin melemah, penyajian informasi yang kurang akurat
dan informatif.
Jawab : e.
Informasi manajemen keuangan yang semakin melemah, penyajian informasi yang
kurang akurat dan informatif.
Alasan:
Seharusnya informasi manajemen keuangan yang diciptakan bisa lebih baik serta
penyajian informasi dalam peningkatan akuntabilitas lebih jelas dan informatif.
(Sumber:
Hal- 100)
3. Pernyataan
yang benar mengenai pertimbangan auditor memutuskan untuk tidak melaksanakan
audit secara profesional pada area tertentu adalah . . .
a. Area
tersebut tidak sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
b. Lokasi
pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana alam atau
alasan lain.
c. Sifat
kegiatan yang memungkinkan untuk diaudit misalnya untuk melakukan audit atas pertimbangan-pertimbangan
teknis suatu fasilitas penelitian.
d. Kriteria
yang sesuai atau pantas tersedia untuk
menilai kinerja.
e. Bila
auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan.
Jawab : b.
Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana alam
atau alasan lain.
Alasan:
pertimbangan auditor terdiri dari; Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk
diaudit misalnya untuk melakukan audit atas pertimbangan-pertimbangan teknis
suatu fasilitas penelitian, bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan
keahlian yang disyaratkan, area tersebut
sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar, kriteria yang
sesuai atau pantas tersedia untuk menilai
kinerja dan lokasi pekerjaan lapangan yang
tidak dapat dijangkau.
(Sumber:
Hal- 100)
4. Di
bawah ini merupakan hal yang dapat digunakan untuk menilaikemungkinan
terjadinya risiko manajemen, kecuali . . .
a. Pengeluaran
di bawah atau di atas anggaran dimana pengeluaran tersebut cukup signifikan
b. Manajemen
tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan
c. Hubungan
tanggung jawab yang tumpang tindih dan tidak jelas atau membingungkan
d. Aktivitas
yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian.
e. Tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan
Jawab : e.
Tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Alasan : point
(e) bukanlah sebagai hal yang bisa menilai kemungkinan terjadinya resiko
manajemen, tetapi sebaliknya tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
yang menjadi kemungkinan terjadinya resiko.
(Sumber:
Hal-96)
SOAL ESSAY BAB VIII
1. Jelaskan
mengenai visibilitas atau kejelasan dan berikan contohnya !
Jawab :
Visibilitas atau kejelasan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan
auditor dalam penentuan signifikansi dimana berkaitan erat dengan dampak
eksternal dari suatu kegiatan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi dan
lingkungan serta pentingnya kegiatan tersebut terhadap program pemerintah atau
masyarakat.
Contohnya, suatu
lembaga audit melakukan audit kinerja atas beberapa area pengelolaan pelayanan
pertahanan pada suatu kantor pelayanan agraria. Jika dilihat dari faktor
visibilitas, area ini memiliki signifikansi yang tinggi karena pembangunan
pelayanan pertanahan merupakan masalah yang penting. Selain itu, masalah
peningkatan kinerja kantor pelayanan agraris akan memengaruhi aspek sosial dan
ekonomi masyarakat umum.
KOMENTAR UNTUK STUDI
KASUS 1 (PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DI AUDIT)
Dalam melakukan audit
kinerja, maka seorang auditor harus mampu memahami entitas yang akan di
auditnya tersebut. Pemahaman yang objektif dan komprehensif terhadap sebuah
entitas bertujuan untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan
isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih
ekonomis, efisien, dan efektif. Dan di dalam melakukan audit kinerja terhadap
sebuah entitas, informasi yang diperlukan untuk memahami entitas adalah :
1. Gambaran
umum entitas
2. Pemahaman
atas Input, Proses, dan Output Entitas
3. Informasi
Lain
Sama
hal nya dengan laporan hasil audit kinerja yang terdapat pada studi kasus 1.
Komentar yang ingin kami paparkan terhadap laporan ini adalah sebagai berikut :
Kertas Kerja Audit
Indeks A.1
1. Pada
bagian kertas kerja ini, tujuan yang di paparkan auditor adalah memahami kantor
pelayanan agraria, menurut kami seharusnya tujuan auditor tidak hanya terbatas
pada memahami kantor pelayanan agraria namun ada beberapa hal yang perlu
ditambahkan lagi, seperi :
§ Mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat di dalam kantor Pelayanan Agraria dan alternative
penyelesaiannya.
§ Mengidentifikasi
sebab-sebab aktual yang berhubungan dengan kinerja Kantor Pelayanan Agraria
(tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan yang
dapat diatas oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.
§ Mengidentifikasi
peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidakefisienan dari
kinerja Kantor Pelayanan Agraria.
§ Mengidentifikasi
kriteria untuk menilai pencapaian tujuan Kantor Pelayanan Agraria.
§ Melakukan
evaluasi atas system pengendalian Kantor Pelayanan Agraria.
§ Menyediakan
jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen di Kantor Pelayanan
Agraria.
§ Melaporkan
ketidakberesan yang terjadi di dalam Kantor Pelayanan Agraria.
2. Pada
bagian langkah-langkah untuk melakukan audit kinerja, pada point kedua yaitu
review kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan dan dokumen-dokumen.
Seharusnya review tersebut juga dilakuakn terhadap peraturan dan
perundang-undangan. Karena, jika hanya dilakukan review terhadap
kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan, dan dokumen-dokumen namun tidak
dilakukan review terhadap peraturan dan bahkan perundang-undangan, maka review
tersebut seolah kurang memiliki landasan yang tepat. Karena, landasan yang
seharusnya mkenjadi parameter untuk mengukur kebijakan-kebijakan,
pengarahan-pengarahan, dan dokumen-dokumen adalah peraturan perundang-undangan
yang digunakan atau yang melandasi kinerja perusahaan Kantor Pelayanan Agraria.
Sedangkan langkah-langkah yang lainnya sudah sesuai dengan prosedur audit
kinerja sebagaimana mestinya.
3. Untuk
hasil ataupun keluaran dari proses audit kinerja ini sudah tepat, yaitu berupa
: gambaran umum entitas (KKA Indeks A.1.1), pemahaman atas input, proses, dan
output (KAA Indeks A.1.2), serta informasi lainnya (KAA Indeks A.1.3).
Kertas Kerja Audit
Indeks A.1.1
1. Pada
bagian Gambaran Umum Entitas, menurut kami terdapat beberapa poit yang perlu
ditambahkan sebagai bagian dari pengukuran audit kinerja pada Gambara Umum
Entitas, diantaranya adalah :
§ Peraturan
terkait (legal mandate)
§ Lingkungan
internal, eksternal dan pihak terkait (stakeholders)
§ Petunjuk
pelaksanaan internal dan pedoman operasional yang ada
§ Key Performance
Indicators (KPI) yang digunakan
§ Catatan
entitas yang berupa notulen rapat pimpinan/manajemen
§ Hasil-hasil
diskusi dengan manajemen dan stakeholders
§ Hasil
evaluasi dan laporan audit internal entitas
§ Evaluasi
program entitas dan rencana audit internal, serta
§ Hasil
audit terdahulu
2. Pada
bagian perencanaan strategis KPA Adipura, seharusnya perlu ditambahkan
bagaimana KPA Adipura dapat mengaplikasikan dan merealisasikan berbagai
fungsinya ditengah masyarakat, dan membuktikan bahwa mereka mampu berkontribusi
secara maksimal dalam kehidupan masyarakat.
3. Pada
bagian nilai strategis menurut kami seharusnya nilai-nilai strategis yang
menjadi acuan KPA Adipura dalam melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan
dalam mewujudkan visi dan misi tidak hanya tekat, adaptasi, dan terukur, namun
juga terkonsentrasi. Karena ketika dapat dilakukan dengan konsentrasi yang
jelas dan pasti, maka akan terlaksana lebih baik.
4. Pada
bagian tujuan, seharusnya perlu ditambahkan point yaitu meningkatkan
pengaplikasian dan realisasi pelaksanaan pelayanan Kantor Pelayanan Agraria
terhadap masyarakat, dan melaksanakan fungsinya secara maksimal.
5. Pada
bagian sasaran seharusnya perlu ditambahkan point tercapainya tujuan Kantor
Pelayanan Agraria secara maksimal dan masyarakat tidak merasa dipersulit oleh
Kantor Pelayanan Agraria.
6. Pada
bagian kebijakan, kegiatan KPA Adipura, Tugas dan Fungsi, dan Uraian Struktur
Organisasi pada dasarnya sudah baik, dan telah dipaparkan dengan baik pula.
Bahkan pada bagian struktur organisasi, telah dipaparkan secara jelas.
7. Pada bagian ini, Uraian tentang Informasi manajemen juga
seharusnya dipaparkan dengan jelas. Dimana uraian tentang informasi manajemen
seharusnya juga dapat menggambarkan keadaan internal perusahaan. Sehingga
manajemen yang diterapkan oleh perusahaan dapat tergambar dengan jelas, dan
akan diketahui apa yang seharusnya diubah di dalam sistem yang ada di dalam
perusahaan tersebut.
8. Pada
bagian Anggaran dan Realisasi Keuangan, menurut kami seharusnya lebih
dipaparkan secara jelas karena dalam penyajian informasi di dalam audit kinerja
juga dapat dipaparkan penyajian informasi dengan metode keuangan, jadi
seharusnya bagian Anggaran dan Realisasi Keuangan dapat digambarkan secara
lebih rinci. Dimana, analoginya bagian ini merupakan bagian yang cukup
sensitive maka jika tidak digambarkan ataupun diinformasikan secara terperinci,
maka laporan tersebut cenderung tidak informative.
Kertas Kerja Audit
Indeks A.1.2
Pemahaman
atas Input, Proses dan Output Entitas merupakan sasaran pokok, hal ini
dikarenakan berkaitan secara langsung dengan evaluasi terhadap aspek ekonomi,
efisiensi dan efektivitas yang merupakan interaksi antara input, proses dan
output.
1. Pada
bagian Mekanisme Pelayanan, pada dasarnya sudah cukup bagus, dimana pelayanan
yang diberikan oleh KPA Adipura dirincikan kedalam 48 jenis pelayanan, mulai
dari pengukuran sampai dengan pembatalan sertifikat. Hal ini menunjukkan bahwa
KPA Adipura telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan
terbaik. KPA Adipura juga telah menerapkan efisiensi, ekonomis, dan efektivitas
di dalam penerapan mekanisme pelayanan.
2. Diagram
mekanisme pelayanan front office dan back office KPA Adipura, serta peruses
pelayanan di KPA Adipura, pada dasarnya telah dibuat sedemikian rupa dan
diagram tersebut mendiskripsikan mekanisme pelayanan yang diberikan oleh KPA
Adipura secara jelas dan lengkap, maka pada bagian ini sudah baik. Proses
pelayanan di KPA Adipura juga telah dilakukan secara baik, hanya saja yang
diharapkan semoga proses tersebut benar-benar dijalankan dengan baik dan bagian
birokrasi dari perusahaan tersebut tidak mempersulit pelayanannya terhadap
masyarakat. Harapannya, sistematika yang digambarkan oleh proses pelayanan
tersebut, dapat di realisasikan sedemikian rupa. KPA Adipura juga telah
menerapkan efisiensi, ekonomis, dan efektivitas di dalam penerapan proses
pelayanan, seperti yang diilustrasikan pada diagram tersebut.
Kertas Kerja Audit
Indeks A.1.3
Pada
bagian informasi lainnya, auditor harus memperoleh informasi penting lain yang
berkaitan dengan entitas untuk melengkapi dua informasi yang sebelumnya. Dari
10 informasi lainnya yang dilampirkan dalam laporan tersebut, seharusnya ada
yang perlu di tambahkan yaitu informasi mengenai hasil studi yang dilakukan
oleh industri, professional, atau kelompok. Kelompok yang mempunyai kepentingan
dengan entitas yang diaudit, dan menampilkan informasi mengenai hasil-hasil
penelitian akademis. Pada dasarnya informasi-informasi lainnya sudah memenuhi
kelengkapan informasi lainnya yang seharusnya disajikan. Dan
informasi-informasi tersebut memang sangat penting untuk diketahui. Namun,
informasi dari penelitian akademis pada dasarnya sangat penting untuk diketahui
sebagai acuan dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan KPA Adipura. Maka
dari itu, seharusnya informasi yang berasal dari penelitian akademis seharusnya
di peroleh dengan baik, dan tidak dihilangkan.
SOAL KASUS (STUDI KASUS 1 PEMAHAMAN
ATAS ENTITAS YANG DI AUDIT)
Maksud
dan tujuan Rencana Strategis (Renstra) antara lain sebagai berikut :
a. Setiap
kebijakan yang menyangkut bidang pertanian dapat terencana, terarah,
berkesinambungan dan adil guna menghindari adanya pertentangan dan konflik.
b. Penjabaran
visi dan misi dari wilayah tempat KPA Adipura. Visinya adalah menciptakan
manusia unggul yang agamais berbasis agribisnis dan industry yang berwawasan
lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima. Sedangkan
misinya adalah mengantisipasi segala tantangan dan permasalahan yang timbul
sebagai akibat dari pengaruh globalisasi, teknologi, dan informasi.
c. Sebagai
bahan penilaian keberhasilan kerja (akuntabilitas) kantor pelayanan agrarian.
Rencana
Strategis (Renstra) KPA Adipura salah satunya adalah Penjabaran terhadap visi
dan misi dari perusahaan tersebut. Suatu hari, perusahaan tersebut melanggar
visinya sendiri yaitu melalaikan kewajibannya untuk mewujudkan pelayanan prima
di bidang pertanahan bagi masyarakat melalui tertib pengelolaan pertanahan. Hal
ini ditunjukkan ketika perusahaan KPA Adipura memiliki sistem birokrasi yang
notabene sangat baik dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, namun dalam
pengaplikasiannya bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan tersebut terlalu
lambat dan cenderung malas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan mereka. Dimana analoginya, dari susunan birokrasinya sangat jelas
digambarkan bahwa mereka bersiap siaga untuk memberikan pelayanan terbaik.
Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang mengeluh dan merasa bahwa
orang-orang yang duduk di birokrasi Perusahaan KPA Adipura Pertanahan,
mempersulit kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, masyarakat banyak menuntut dan
mempertanyakan dimana tanggungjawab KPA Adipura dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Diminta :
Posisinya,
anda adalah seorang auditor yang mengetahui tentang permasalahan ini, maka
solusi apa yang akan anda sarankan kepada KPA Adipura tersebut agar mereka
dapat meningkatkan kinerja Perusahaannya dan agar mereka memperoleh kepercayaan
masyarakat kembali terhadap kinerja mereka.
Jawab :
Jika saya seorang auditor, maka saya akan menyarankan agar
perusahaan tersebut memperhatikan kembali visi mereka. Melakukan evaluasi
kembali terhadap renstra mereka dan mengupayakan agar mereka mampu kembali
konsisten pada visi mereka tersebut. Sebagai seorang auditor, saya akan
menyarankan kepada mereka agar mempertegas alat kontrol terhadap kinerja para
pekerja yang ada di dalam perusahaan tersebut. Artinya, internal kontrol
manajemen perusahaan tersebut harus dipertegas lagi. Karena, yang menjadi
permasalahan di dalam perusahaan ini adalah terhadap sistem birokrasi
perusahaan ini sendiri. Maka, seharusnya pengawasan terhadap para pekerja dalam
menerapkan pekerjaannya harus di buat pengawasan yang lebih maksimal lagi.
Dan salah satu alat kontrol nya adalah mempertegas sanksi
bagi para pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap komitmen pekerjaan
tersebut. Internal kontrol sebuah perusahaan adalah hal yang seharusnya
dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting, karena analoginya jika internal kontrol
sebuah perusahaan lemah, maka sistem yang lainnya akan ikut lemah dan tidak
akan berjalan secara maksimal. Lebih dari itu, KPA Adipura seharusnya sering
melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kinerja para pekerja sebagai
suatu bentuk motivasi untuk para pekerja. Dan ini diharapkan dapat meningkatkan
kinerja para pekerja secara maksimal. Semua bagian dan semua sisi para pekerja
harus kembali diberikan motivasi yang maksimal, dan mengupayakan semaksimal
mungkin pengawasan yang bersifat memotivasi karyawan, dengan begitu pelayanan
terhadap masyarakat akan meningkat, dan tidak hanya itu bahkan tingkat
keramahan dari para pegawai dalam melayani masyarakat juga harus diperhatikan
dan turut ditingkatkan.
Dahlan
minta Indofarma perbaiki kinerja sebelum konsolidasi
Kamis, 27 Maret 2014 14:51 WIB | 4169 Views
Pewarta: Royke Sinaga
Menteri BUMN Dahlan Iskan (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
realisasinya
saya rasa belum bisa dilakukan tahun ini (2014) karena harus menyehatkan
perusahaan terlebih dahulu
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta direksi PT
Indofarma (Persero) membenahi kinerja keuangan terlebih dahulu sebelum
dikonsolidasikan dengan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. "Indofarma saat ini
masih rugi. Bereskan dulu kinerja keuangan baru kemudian bisa dengan mudah
mengkonsolidasikannya dengan Kimia Farma," kata Dahlan, usai menggelar
Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor PT Kliring Berjangka Indonesia
(Persero), Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, salah satu syarat untuk menggabungkan perusahaan adalah
kedua perusahaan harus dalam kondisi yang benar-benar sehat. "Kimia Farma
keuangannya bagus, tapi Indofarma merugi. Ini timpang, harus sama-sama
kuat," ujarnya. Sebagai catatan, pada tahun 2013 Kimia Farma membukukan
laba bersih sebesar Rp215,64 miliar, naik dari Rp205,76 miliar pada 2012.
Saat yang bersamaan penjualan Kimia Farma menembus Rp4,3 triliun, melonjak
dari sebelumnya Rp3,73 triliun. Sementara itu Indofarma pada 2013 menderita
rugi sebesar Rp54,22 miliar, meskipun pendapatan tumbuh menjadi Rp1,34 triliun.
Sebelumnya, pemegang saham mendorong Kimia Farma-Indofarma untuk konsolidasi selain
karena bisnisnya hampir sama, juga mendorong efisiensi dan meningkatkan
kapasitas BUMN Farmasi tersebut di Tanah Air.
Untuk itu pemegang saham kedua perusahaan sepakat menunjuk PT Mandiri
Sekuritas (Persero) menjadi penasehat keuangan dari rencana aksi korporasi
tersebut. Mandiri diberikan waktu dalam satu bulan untuk menyelesaikan kajian
penggabungan kedua perusahaan tersebut. "Kajian untuk penggabungan bisa
saja dilakukan sekarang. Namun, realisasinya saya rasa belum bisa dilakukan
tahun ini (2014) karena harus menyehatkan perusahaan terlebih dahulu,"
tegas Dahlan.
Namun, ia pesimis konsolidasi Kimia Farma-Indofarma dapat terwujud dalam
waktu dekat, mengingat rencana pembentukan Holding BUMN Perkebunan saja hingga
kini belum jelas realisasinya. "Tapi sinergi yang segera dijalankan Kimia
Farma-Indofarma ini harus dilakukan dalam semua aspek mulai dari manajemen,
program, terutama terkait terbentuknya Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) yang mulai beroperasi sejak Januari 2014," ujarnya.
Selama ini tambah mantan Dirut PT PLN ini, konsolidasi dengan membentuk Holding BUMN yang sudah teralisasi dan terbukti memperbaiki kinerja perusahaan adalah Holding Semen (Semen Indonesia), Holding BUMN Pupuk (Pupuk Indonesia). "Jadi sekali lagi jangan takut konsolidasi, karena terlihat jelas kemajuan perusahaan dan memacu praktik tata kelola perusahaan (GCG) yang lebih baik," kata Dahlan menegaskan.
Selama ini tambah mantan Dirut PT PLN ini, konsolidasi dengan membentuk Holding BUMN yang sudah teralisasi dan terbukti memperbaiki kinerja perusahaan adalah Holding Semen (Semen Indonesia), Holding BUMN Pupuk (Pupuk Indonesia). "Jadi sekali lagi jangan takut konsolidasi, karena terlihat jelas kemajuan perusahaan dan memacu praktik tata kelola perusahaan (GCG) yang lebih baik," kata Dahlan menegaskan.
Editor: Fitri Supratiwi
3 Bulan Beroperasi, Pemerintah Belum Audit BPJS
Minggu, 23 Maret 2014 18:03 wib | Hendra
Kusuma - Okezone
JAKARTA -
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyayangkan
sikap pemerintah yang juga belum melakukan audit kepada mantan perusahaan BUMN,
yakni BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Padahal, kedua perusahaan itu
sudah beroperasi tiga bulan.
"Padahal kedua BPJS tersebut sudah berubah
menjadi badan hukum publik, bukan lagi berbentuk PT atau BUMN, bahkan BPJS
kesehatan sudah beroperasi 3 bulan," kata Said melalui siaran persnya,
Jakarta, Minggu (23/3/2014). Said menuturkan, meski sudah berubah menjadi badan
hukum publik, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan yang juga telah
mendapatkan penyertaan modal awal dari pemerintah sebesar 500 Miliar dari
rencana Rp2 Triliun untuk beroperasinya BPJS Kesehatan, namun pemerintah masih
enggan melakukan audit.
"Kondisi di lapangan yang menyebabkan banyak masyarakat tidak terlayani dengan baik oleh BPJS kesehatan patut diduga, diakibatkan karena amburadul dan tidak transparannya manajemen keuangan di BPJS kesehatan," tambahnya. Oleh karena itu, Said sangat mengharapkan pemerintah agar cepat melakukan audit kepada dua BPJS tersebut. Di mana, paling lambat melakukan audit adalah pada saat awal April 2014. Di mana, audit tersebut meliputi audit aset BPJS, jumlah iuran PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang sudah diterima BPJS, dan audit kinerja direksi "Jadi,salah satu upaya memperbaiki pelayanan BPJS Kesehatan dan umumkan hasil audit BPJS dan rubah nilai tarif," pungkasnya. (rzy)
"Kondisi di lapangan yang menyebabkan banyak masyarakat tidak terlayani dengan baik oleh BPJS kesehatan patut diduga, diakibatkan karena amburadul dan tidak transparannya manajemen keuangan di BPJS kesehatan," tambahnya. Oleh karena itu, Said sangat mengharapkan pemerintah agar cepat melakukan audit kepada dua BPJS tersebut. Di mana, paling lambat melakukan audit adalah pada saat awal April 2014. Di mana, audit tersebut meliputi audit aset BPJS, jumlah iuran PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang sudah diterima BPJS, dan audit kinerja direksi "Jadi,salah satu upaya memperbaiki pelayanan BPJS Kesehatan dan umumkan hasil audit BPJS dan rubah nilai tarif," pungkasnya. (rzy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar