SOAL
PILIHAN BERGANDA BAB 14
1.
Observasi dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan pemotretan, perekaman, dan/atau pengambilan contoh (sample) fisik objek yang dilakukan oleh
auditor.
SEBAB
Tujuannya
adalah untuk memperkuat dan/atau melengkapi informasi yang berkaitan dengan
audit.
a. Pernyataan
(1) Benar, Pernyataan (2) Benar, berhubungan
b. Pernyataan
(1) Benar, Pernyataan (2) Benar, tidak berhubungan
c. Pernyataan
(1) Benar, Pernyataan (2) Salah
d. Pernyataan
(1) Salah, Pernyataan (2) Benar
e. Pernyataan
(1) Salah, Pernyataan (2) Salah
Jawaban
: a. Pernyataan (1) Benar, Pernyataan (2) Benar, berhubungan
Alasan
: observasi digunakan ketika auditor ingin menguji keberadaan suatu aset fisik
guna mengetahui kesesuaian mutu dengan kriteria. (halaman 150)
2.
Berdasarkan bukti-bukti yang sudah diuji
auditor dapat melakukan hal-hal berikut, kecuali ....
a. Mengembangkan
hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang diaudit telah sesuai
dengan kriteria atau tidak.
b. Mengumpulkan
hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan audit tersebut.
c. Mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas tersebut.
d. Memanfaatkan
hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan simpulan audit.
e. Membandingkan
hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit
Jawaban
: e. Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit
Alasan
: jawaban (e) merupakan salah satu langkah dari pengujian bukti audit. (halaman
151)
3.
Yang bukan merupakan langkah-langkah
yang diperlukan dalam kegiatan pengujian bukti audit adalah ....
a. Menentukan
teknik pengujian
b. Membandingkan
hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit
c. Mengidentifikasi
sebab dan akibat dari perbedaan
d. Mengidentifikasi
usulan rekomendasi atas temuan
e. Mencatat
dan menganalisis hasil audit
Jawaban
: e. Mencatat dan menganalisis hasil audit
Alasan
: hanya ada empat langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan pengujian
bukti dan yang tidak termasuk adalah jawaban (e). (halaman 151)
4.
Dalam audit kinerja, auditor lebih
menekankan pada penggunaan data keuangan maupun data operasional untuk menilai;
(1) apakah sumber daya diperoleh secara .....; (2) apakah sumber daya
dimanfaatkan secara .....; (3) apakah tujuan organisasi, program, atau kegiatan
dapat dicapai secara ......
a. Efektif,
efisien, ekonomis
b. Efisien,
efektif, ekonomis
c. Ekonomis,
efisien, efektif
d. Efisien,
ekonomis, efektif
e. Efektif,
ekonomis, efisien
Jawaban
: c. Ekonomis, efisien, efektif
Alasan
: (1) apakah sumber daya diperoleh secara ekonomis;
(2) apakah sumber daya dimanfaatkan secara efisien;
(3) apakah tujuan organisasi, program, atau kegiatan dapat dicapai secara efektif. (halaman 148)
5.
Auditor perlu mengetahui proses
wawancara untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam
wawancara. Proses wawancara pada dasarnya meliputi tiga hal, yaitu ....
a. Merencanakan
dan mempersiapkan wawancara
b. Membuka,
melaksanakan, dan menutup wawancara
c. Mencatat
dan menganalisis hasil wawancara
d. Benar
semua
e. Salah
semua
Jawaban
: d. Benar semua
Alasan
: ada tiga hal mendasar pada proses wawancara yaitu : (1) Merencanakan dan mempersiapkan wawancara; (2) Membuka,
melaksanakan, dan menutup wawancara; (3) Mencatat dan menganalisis hasil
wawancara; maka jawaban (d) adalah yang paling tepat. (halaman 149)
SOAL
ESSAY BAB 14
1. Sebutkan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara.
Jawaban :
-
Merencanakan dan mempersiapkan wawancara
-
Membuka wawancara
-
Melaksanakan wawancara
-
Menutup wawancara
-
Mencatat dan mengevaluasi hasil
wawancara
Alasan
: ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara seperti yang tertera
pada jawaban pada buku halaman 153.
SOAL
PILIHAN BERGANDA BAB 15
1. Dalam
pelaksanaan audit, KKA dapat digunakan sebagai acuan bagi auditor untuk
perencanaan audit tahun berjalan. Auditor dapat mengacu pada kertas kerja tahun
sebelumnya yang mencakup berbagai informasi seperti informasi perencanaan
audit, sistem pengendalian internal (SPI), alokasi biaya dan waktu, program
audit, serta hasil audit yang telah didokumentasikan. Hal ini merupakan salah
satu manfaat penyusunan KKA yaitu . . .
.
a. sebagai
dasar perencanaan audit tahun selanjutnya
b. sebagai
catatan bahan bukti dan hasil pengujian yang telah dilakukan
c. sebagai
dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas
d. sebagai
dasar untuk supervisi audit oleh supervisor dan partner
e. sebagai
dasar perencanaan audit tahun berjalan
Jawab : a. sebagai dasar perencanaan audit tahun
selanjutnya
Alasan : Point a, b, c, dan d merupakan manfaat
dari penyusunan KKA. Tapi pernyataan di atas yang paling tepat untuk point a
karena, KKA dapat digunakan sebagai acuan bagi auditor untuk perencanaan audit
tahun berjalan merupakan manfaat penyusunan KKA sebagai dasar perencanaan audit
tahun selanjutnya.
(Sumber: Hal-170)
2. Kertas
Kerja Audit (KKA) harus menggambarkan kegiatan audit yang meliputi (1) prosedur
yang ditempuh auditor; (2) . . . .; (3) informasi yang diperoleh; dan (4) . . .
. Oleh karena itu, setiap auditor wajib membuat KKA pada saat ia melaksanakan
tugasnya.
a. Pengujian
yang dilakukan serta metode yang digunakan; saran
b. Pengujian
yang dilakukan serta metode yang digunakan; simpulan
c. Program
yang ditempuh auditor; ringkasan temuan
d. Program
yang ditempuh auditor; rekomendasi
e. Simpulan;
Rekomendasi
Jawab : b. Pengujian yang dilakukan serta metode
yang digunakan; simpulan
Alasan :setiap auditor wajib membuat KKA dalam
melaksanakan tugasnya yang meliputi prosedur yang ditempuh; pengujian yang
dilakukan serta metode yang digunakan; informasi yang diperoleh; dan simpulan
dari hasil audit.
(Sumber: Hal-170)
3. Dibawah
yang bukan merupakan prinsip umum untuk penyusunan KKA yang harus dipatuhi oleh
auditor ialah . . . .
a. Penyusunan
kertas kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan karena pembuatan kertas kerja
yang tidak perlu akan meningkatkan biaya audit sehingga KKA harus memiliki
tujuan
b. Untuk
melakukan audit yang efisien, sedapat mungkin auditor menghindari pekerjaan
salin menyalin, salah satunya dengan cara meminta fotokopi dari auditee atau
membuat ringkasan-ringkasan sehingga auditor harus menghindari pekerjaan
menyalin
c. KKA
harus menunjukkan prosedur audit yang dijalankan secara singkat dan jelas
sehingga auditor harus memuat prosedur audit yang dijalankan
d. Dalam
pelaksanaan audit, anggota tim sering mendapat pertanyaan dan catatan dari
atasannya mengenai pekerjaan yang belum terlaksana sehingga auditor tidak
meninggalkan pertanyaan dalam keadaan tidak terjawab
e. Auditor
sering menyalin kertas kerja yang dibuat semula agar kertas kerja terlihat rapi
sehingga auditor dituntut untuk melaksanakan pekerjaan lebih rapi
Jawab : e. auditor sering menyalin kertas kerja
yang dibuat semula agar kertas kerja terlihat rapi sehingga auditor dituntut
untuk melaksanakan pekerjaan lebih rapi.
Alasan : ada 4 prinsip umum dalam penyusunan KKA
oleh auditor antara lain; KKA harus memiliki tujuan; menghindari pekerjaan
menyalin; memuat prosedur audit yang dijalankan; tidak meninggalkan pertanyaan
dalam keadaan tidak terjawab.
(Sumber: Hal-172-173)
4. Indeks
KKA yang memuat berkas-berkas permanen yang dapat digunakan berulang kali dalam
kegiatan audit, misalnya surat tugas, program audit, pembagian tugas audit,
struktur organisasi dan uraian tugas, dokumentasi sistem, dan peraturan
perundangan adalah . . . .
a. Indeks
berkas tahun berjalan (current files)
b. Indeks
laporan audit
c. Indeks
laporan keuangan
d. Indeks
berkas permanent (permanent files)
e. Indeks
berkas tahun selanjutnya (future files)
Jawab : d. Indeks berkas permanen (Permanent
files)
Alasan : Daftar indeks KKA memuat nomor indeks
KKA. Indeks KKA dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu indeks berkas permanen
(permanent files);indeks berkas tahun berjalan (current files); dan Indeks
laporan audit. Dan pengertian di atas merupakan pengertian indeks berkas
permanen (permanent files).
(Sumber: Hal-173-174)
5. Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dalam pernyataan standar pelaksanaan audit
kinerja menyatakan bahwa auditro harus mempersiapkan dan memelihara dokumen
audit dalam bentuk Kertas Kerja Audit (KKA). Dibawah ini hal-hal yang menurut
SPKN harus dimuat dalam kertas kerja audit meliputi, kecuali . . . .
a. Tujuan,
lingkup, metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan uji-petik yang
digunakan
b. Dokumentasi
pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung temuan signifikan dan pertimbangan
profesional
c. bukti
tentang review pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
d. Penjelasan
auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada beserta alasan dan
akibanya
e. KKA
harus jelas dan panjang, mendukung kesimpulan dan mempunyai tujuan yang jelas
Jawab : e. KKA harus jelas dan panjang,
mendukung kesimpulan dan mempunyai tujuan yang jelas.
Alasan : Point a,b,c, dan d merupakan hal-hal yang
harus dimuat dalam kertas kerja audit menurut SPKN, sedangkan point e merupakan
karakteristik KKA yang harus dipenuhi oleh auditor dan pernyataan e yang benar
KKA harus jelas dan singkat bukan jelas dan panjang.
(Sumber:
Hal-170)
SOAL
ESSAY BAB 15
1) Sebutkan
dan jelaskan karakteristik Kertas Kerja Audit yang harus dianggap penting oleh
auditor dalam menyusun KKA!
Jawab:
v Lengkap
dan akurat artinya bahwa kertas kerja harus memberikan dukungan yang cukup dan
memadai terhadap temuan, simpulan, dan rekomendasi, di samping menggambarkan
sifat dan lingkup pengujian yang dilaksanakan.
v Mempunyai
tujuan yang jelas maksudnya tujuan pembuatan kertas kerja audit harus
dijelaskan sehingga orang yang membaca mengerti maksud dan tujuan audit pada
bagian tersebut.
v Jelas
dan singkat artinya bahwa meskipun tanpa penjelasan lisan, semua orang yang
menggunakan kertas kerja dapat memahami tujuan, sifat, dan lingkup pekerjaan
yang dilakukan serta simpulan yang dicapai.
v Mendukung
simpulan audit maksudnya kertas kerja audit harus mencerminkan seluruh kegiatan
audit yang dilakukan oleh auditor.
v Mudah
dipersiapkan artinya bahwa KKA harus mudah dibuat.
v Mudah
dimengerti dan berurutan maksudnya KKA harus rapi dan mudah untuk dipahami.
v Relevan
maksudnya informasi yang terdapat dalam KKA harus dibatasi hanya untuk hal yang
relevan, secara material penting, mendasar, dan berguna untuk tujuan yang
ditetapkan dalam audit.
v Terstruktur
artinya KKA harus diorganisasikan dan menunjukkan struktur yang konsisten.
v Mudah
diakses artinya seluruh dokumen pendukung harus dilakukan cross reference, jika
ada, dengan kertas kerja terkait sehingga memudahkan akses ke semua informasi
yang berkaitan dengan audit.
v Mudah
direview artinya KKA yang digunakan untuk dasar review oleh pihak internal
ataupun pihak eksternal dan pihak berwenang lainnya.
KOMENTAR STUDI KASUS 6
Sebuah laporan survei pendahuluan,
pada dasarnya terdiri dari unsur-unsur :
1. Tujuan
survei pendahuluan
2. Penjelasan
kegiatan/program entitas yang diaudit
3. Risiko
audit
4. Hasil
penelaahan sistem pengendalian internal
5. Hasil
penelaahan peraturan perundang-undangan
6. Identifikasi
kriteria audit
7. Identifikasi
masalah yang perlu ditindaklanjuti dengan pengujian terinci
8. Usulan
apakah audit akan dilanjutkan atau tidak
Berdasarkan
kertas kerja audit kinerja pada studi kasus 6 tersebut, menurut kami terdapat
bagian-bagian yang kurang lengkap di dalam penulisan laporan survei pendahuluan
tersebut, diantaranya adalah seharusnya dipaparkan terlebih dahulu mengenai
kegiatan/program entitas yang diaudit, kemudian risiko audit juga perlu
dipaparkan secara jelas, hasil penelaahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan juga seharusnya di ungkapkan dengan jelas, dengan aumsi
adanya koreksi antara kegiatan yang diaudit dan kemudian di bandingkan dan
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dilakukan
agar, proses audit yang dilakukan akan menghasilkan suatu kesimpulan yang
memiliki landasan yang kokoh yaitu peraturan perundang-undangan yang akan
memberikan jaminan untuk membenarkan kesimpulan yang akan diambil apakah akan
merujuk pada penelitian lanjut secara terperinci atau tidak.
Pada
hasil survei pendahuluan, gambaran umum entitas seharusnya mencakup hal-hal
sebagai berikut, di antaranya adalah :
1. Perencanaan
strategis KPA Adipura
2. Visi
3. Misi
4. Nilai
strategis
5. Faktor-faktor
kunci keberhasilan
6. Tujuan
7. Sasaran
8. Kebijakan
9. Kagiatan
KPA Adipura
10. Tugas
dan fungsi
11. Uraian
struktur organisasi
12. Anggaran
dan realisasi keuangan serta penerimaan negara bukan pajak
Berdasarkan
kasus 6, maka kertas kerja audit kinerja tidak mencakup semua aspek tersebut,
maka gambaran umum KPA Adipura memiliki kekurangan dalam melakukan pembuatan
laporan survei pendahuluannya. Sedangkan bagian area kuncinya sudah sesuai
dikarenakan area kunci tersebut telah mencakup tujuan untuk mencapai pelayanan
yang bersifat efektif pada KPA Adipura. Tujuan dan lingkup dalam kertas kerja
tersebut juga sudah tepat dan sesuai untuk pencapaian efektivitas dalam
perusahaan KPA Adipura tersebut.
Mengembangkan
kriteria audit, menurut kami ada beberapa hal yang perlu ditambahkan seperti
pada kasus 3, diantaranya adalah :
a. Bagaimana
kriteria pengukuran pelayanan yang diasumsikan sebagai sebuah pelayanan yang
baik terhadap masyarakat.
-
Setiap pegawai KPA Adipura diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat yang datang ke
kantor KPA Adipura.
-
Pelayanan yang diberikan diharapkan
mampu memberikan penyelesaian masalah yang dikeluhkan oleh masyarakat, sehingga
masyarakat akan merasakan fungsi ataupun manfaat dari pelayanan KPA Adipura
tersebut.
-
Bersifat loyal, mampu menjaga
integritas, dan menjalankan fungsi mereka sebagaimana mestinya, dalam artian
tidak ada dilakukan pembayarak uang yang bersifat ilegal untuk memperlancar
tugas yang analoginya adalah kewajiban mereka.
b. Apakah
berbagai pelatihan yang telah diberikan kepada para pegawai sudah tepat
sehingga seharusnya para pegawai KPA Adipura mampu memaksimalkan kinerjanya
dalam hal melakukan pelyanan kepada masyarakat.
-
Menuntut para pegawai KPA Adipura agar
mampu memaksimalkan kinerjanya dengan baik, namun juga memberikan berbagai
pelatihan yang maksimal.
-
Memberikan apa yang menjadi hak bagi
para pegawai KPA Adipura, agar mereka senantiasa melaksanakan kewajibannya
dengan baik.
-
Pelatihan diberikan secara rutin untuk
melakukan berbagai evaluasi terhadap kinerja para pegawai KPA Adipura.
c. Apa
hal yang dapat dijadikan sebagai parameter ataupun motivasi tertinggi agar para
pegawai di KPA Adipura dapat melakukan pekerjaannya terutama memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara lebih loyal dan maksimal.
-
Memberikan tuntutan kepada masyarakat
KPA Adipura bukan merupakan suatu hal yang hanya dilakukan sedemikian rupa,
namun harus ada motivasi kerja terhadap para pegawai agar mereka mampu
memaksimalkan kinerjanya, misalnya saja memberikan tunjangan bagi para pekerja
atau bahkan promosi jabatan bagi mereka yang memiliki kinerja yang baik.
-
Adanya apresiasi yang mencerminkan sikap
kekeluargaan diantara para pegawai dan pimpinan di sebuah perusahaan KPA
Adipura tersebut.
-
Memberikan motivasi yang tinggi untuk
menyadarkan para pegawai bahwa fungsi mereka adalah memberikan pelayanan yang
tinggi untuk kepentingan masyarakat luas, maka dari itu mereka harus ada untuk
masyarakat luas.
Kemudian
akan dimuat kedalam pemodelan pengelolaan yang baik, kedalam sebuah bagan.
Dimana bagan tersebut akan menggambarkan hubungan ataupun keterkaitan antara
pengembangan kriteria audit yang satu dengan pengembangan kriteria audit yang
lainnya. Dan bagan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah bagi
pembacanya.
Pada bagian kesimpulan, maka telah
dipaparkan secara jelas bahwa isu-isu yang diperlukan telah di buat kedalam
sebuah permodelan, sedangkan untuk pengujian terinci yang akan dilaksanakan
secara lanjut telah dipaparkan secara jelas bahwa hal tersebut sangat perlu
untuk dilakukan, dalam hal meningkatkan efektifitas pelayanan KPA Adipura,
serta mencapai berbagai tujuan lainnya sesuai dengan berbagai perencanaan yang
telah dilakukan dengan baik. Maka kesimpulan itu akan memberikan rujukan
ataupun rekomendasi yang memadai untuk melakukan pengujian terinci selanjutnya.
BERITA AUDIT KINERJA
DPRD Sumbar Usulkan BPK Audit PT Balairung
Jum'at, 30 Mei 2014 10:10 WIB
PADANG, HALUAN — Rekomendasi
Panitia Khusus (Pansus) PT Balairung Citrajaya Sumbar makin mengerucut. Hal
ini, setelah para anggota Pansus sepakat mengusulkan, agar Badan Pemeriksa
Kuangan (BPK) RI mengaudit pengelolaan sistem manajemen Perusahaan Daerah
(Perusda) tersebut.
Pasalnya, berbagai
persoalan kini tengah dihadapi oleh Perusda ini, mulai dari permasalahan
keungan, sampai ke permsalahan adanya indikasi intervensi dari salah satu
partai politik. Selain itu, Pansus juga mencurigai akan adanya
indikasi-indikasi penyimpangan, termasuk kemungkinan terjadinya penyelewengan
anggaran.
Selain itu, perubahan
direktur serta beberapa manajer dan staf yang seharusnya mengacu kepada UU
tentang Perseroan Terbatas (PT), namun dilangar. Dimana sebelumnya satu orang
komisaris yaitu Syafrial dan satu orang direksi yaitu Direktur Utama, Irsyal
Ismail serta satu Wakil Direktur Maisaf. Tapi belakangan Maisaf diberhentikan
berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Kenapa ini diubah,
alasannya efisiensi. Mengeser atau mengubah itu, tentu ada indikasi. Ini perlu
diaudit. Seandainya indikasi mengurangi orang itu tidak mengakibatkan
kerugian negara, juga tidak masalah. Tapi kalau sebaliknya maka bisa bertentangan
dengan hukum,” ujar
Ketua Pansus, M Nurnas
usai melakukan pembahasan PT Balairung, Rabu (28/5) lalu.
Anggota Pansus,
Liswandi meminta agar tidak ada kajian lagi dalam rekomendasi yang akan
dilahirkan nantinya, melainkan perlu dipertegas lagi jika memang melanggar
Perda. “Perda ini harus dilaksanakan, kalau tidak ganti saja Perda-nya,”
sebutnya.
Begitu juga dengan
anggota Pansus, Rizanto Algamar yang mendesak agar rekomendasi yang dikeluarkan
nantinya harus mendesak tanggung jawab dari PPK karena ini adalah permasalahan
awalnya.
Menariknya, anggota
Pansus Moclasin, justru tidak sependapat jika ini dibaurkan dengan adanya
indikasi keterlibatan Parpol. Sehingga pihaknya menganggap jika ini tidak perlu
dilakukan audit melainkan hanya meningkatkan kinerja dari pengurus hotel
berlantai 15 itu, agar bisa memaksimalkan kontribusinya.
“Kan sudah diperiksa
inspektorat dan tak ada masalah. Jadi tak ada unsur politiknya. Lagian apa
yang telah disampaikan Maisaf (mantan Wakil Direktur, red) itu kenapa baru 2013
dibuka, padahal kejadiannya sebelumnya,” katanya. Sedangkan anggota Pansus,
Sultani justru lebih menekan kepada hasil audit inspektorat ini yang ditindaklanjuti,
kalau memang persoalannya tetap akan ditindaklanjuti.
Sedangkan rekomendasi
lainnya yang bakal dilahirkan Pansus adalah peningkatan kinerja pengurus PT
Balairung Citrajaya Sumbar, persoalan pergantian petinggi perusahaan. Disamping
indikasi penyalahgunaan wewenang pada pelaksanaan pembangunan tahap III.
Seperti apa yang
dipaparkan Maisaf sebelumnya, indikasi penyimpangan dana dalam pembangunan
Hotel Balairung, diketahui setelah cairnya cek senilai Rp300 juta dari kas
perusahaan. Padahal, untuk proses pencairan cek senilai itu harus ada tanda
tangan dirinya selalu salah satu direksi di perusahaan itu sebelumnya.
Ini juga berlanjut
pada proses pembangunan tahap III. Dimana pemberian uang muka 20 persen atau Rp2,8
miliar dari nilai total proyek sebesar Rp13,5 miliar kepada kontraktor yang
diduga tidak sesuai prosedur. Soalnya, pihak kontraktor hanya mendapatkan
uang sebesar Rp400 juta sehingga kontraktor enggan untuk mengerjakan proyek
tersebut. (h/wis)
sumber :
http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/31879-dprd-sumbar-usulkan-bpk-audit-pt-balairung
KOMENTAR ARTIKEL
Berawal dari audit terhadap sistem
manajemen perusahaan yang dilakukan oleh BPK, namun demikian hal ini juga dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi dari kinerja di perusahaan daerah, PT. Balairung
Citrajaya. Pada dasarnya, hal tersebut baik untuk dilakukan sebagai evaluasi
dari kinerja perusahaan daerah. Sistem manajemen yang mulai rusak karena adanya
indikasi campur tangan parpol merupakan sesuatu hal yang perlu di audit, adanya
pemberhentian dan pergantian direktur yang telah sesuai juga harus dilakukan
audit. Sebenarnya, hal yang harus dilakukan adalah melakukan koreksi ataupun
evaluasi terhadap internal kontrol yang dimiliki perusahaan tersebut. Termasuk
terhadap sistem manajemen perusahaan tersebut, kemudian dilakukan analisis
terhadap internal kontrol perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kinerja
perusahaan daerah memang harus senantiasa dilakukan evaluasi terutama terhadap
efektivitasnya.
Persoalan pergantian petinggi
perusahaan seharusnya diupayakan dapat meningkatkan efektivitas perusahaan
tersebut. Bukan membuat ketidakstabilan terhadap kinerja perusahaan, dengan
demikian pergantian petinggi ataupun orang-orang yang memiliki wewenang juga
seharusnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mewadahi
perusahaan tersebut. Apapun dan bagaimanapun, seharusnya perusahaan tersebut
menjaga komitmen dan mengupayakan agar sistem manajemen perusahaan tersebut lebih
diperbaiki lagi dan tidak mengganggu efektivitas perusahaan dan kinerja dari
para pegawai perusahaan tersebut. Dan pelanggaran terhadap perda yang dilakukan
oleh perusahaan daerah itu juga seharusnya dapat dihindarkan, perda seharusnya
dipatuhi bukan untuk dilanggar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar