MAMPU
BERDIRI KOKOH SEPERTI IDEALISNYA PRINSIP AKUNTANSI
Assalamualaykum, sahabat akuntansi.
Mungkin
malam ini saya sendiri sedikit merasa lelah, karena sangat banyak yang harus
dipikirkan dan dikerjakan. Tetapi lelahku ini tak sebanding dengan banyak nya
hal yang sangat ingin kubagi dan kuceritakan ke kalian-kalian sahabat akuntansi
ku. Jujur aku sendiri lagi menikmati euphoria jadi seorang mahasiswa tingkat
atas, yah lebih kece dibilang senior lah. Terbersit keinginan untuk menyusun
skripsi di semester 6, namun ada banyak pertimbangan yang menghalangi.
Sebahagian mahasiswa pasti akan mengatakan terlalu banyak yang saya pikirkan,
tapi bercita-cita untuk menjadi seorang dosen membuatku lebih selektif untuk
melangkah.
Kuliah di
sebuah perguruan tinggi negri di sumatera utara yaitu di USU membuatku harus
benar-benar berusaha untuk survive. Merasa kurang nyaman, cendrung dosennya
open ga open. Tapi yah begitulah fakultas ekonomi terkhusus jurusan akuntansi
di kampus ku. Nah, berhubung saya baru masuk kuliah seusai liburan semester
ganjil kemarin, ini masa-masanya mata kuliah baru pada tingkatan yang baru dan
dosen-dosen yang baru pula. Pengalaman dengan berbagai dosen yang memiliki
watak, sifat, dan karakteristik yang berbeda-beda membuat setiap mahasiswa berbagi
pengalaman dengan mahasiswa lainnya. Banyak yang tidak menyukai dosen-dosen
yang pernah masuk kepadanya sebelumnya, ada yang memilih konsentrasi karena
mengikut teman, ada yang berdiri karena teman, ada yang mau sama-sama terus
dengan temannya. Yeahhhh, itu mahasiswa. Pertanyaannya, sudah pantaskah itu
disebut sebagai mahasiswa/mahasiswi ? terkhusus mahasiswa/mahasiswi jurusan
akuntansi ?
Miris
melihatnya, wejangan demi wejangan saya berikan kepada beberapa teman terdekat.
Yap, dimulai dari yang kecil dan sederhana. I never say that I’m perfect. No,
bukan untuk itu. Saya hanya ingin setiap mahasiswa itu menyadari setiap status
dan perannya. Jangan sampai menjadi boneka yang menangis tanpa perlawanan
ketika dicucuk dengan seutas lidi. Miriss,,, tapi ini fakta, mental untuk
sekelas mahasiswa sangat diragukan. Actually, mungkin saya juga seperti itu.
Tapi ga munafik saya terus berusaha untuk senantiasa melangkah dan mengokohkan
mental ini untuk berani dengan asumsi yang pasti menuntut ilmu karena ALLAH. Pertanyaannya,
apa yang harus ditakutkan ?
Tapi,
kembali lagi. Saya tidak berhak memaksakan kehendak saya, pemikiran saya,
kepada orang lain sekalipun itu benar. Tapi sangat disayangkan, setiap
mahasiswa akuntansi itu seharusnya mampu survive dengan identitasnya. Tidak
usah terlalu banyak bergumam, tapi jadilah mahasiswa yang idealis dan
realistis. Mari berdiri kokoh dan tegak, pertanggungjawabkan status dan
peranmu. Jangan pernah takut, tetaplah berjuang. Atau kau takut perjuanganmu di
akuntansi itu tidak akan diperhitungkan ? benarkah ? sangat banyak orang-orang
yang merasa taku bahkan ragu dengan perjuangannya. Pantas saja bangsa Indonesia
ini kacau, karena pada dasarnya mentalnya saja sangat lemah. Kalau dosen saya
bilang “produk cacat atau gagal” yah begitulah kata pak rasdiyanto. Aku sendiri
ingin mencoba tak perduli, terkadang lelah, emosi ahhh begitulah. Tapi saying,
kami mahasiswa akuntansi harusnya bias lebih baik dan berdiri kokoh disbanding
dosen-dosen kami. Yah semoga setiap mahasiswa akan menyadari bahwa dia harus
berjuang untuk masa depannya, bukan takut dan berharap aka nada yang instan
dalam hidupnya. This is Life, dan hidup itu untuk berjuang bukan mengeluh.
SEMANGAT SAHABAT AKUNTANSI !!! tunjukkan bahwa kamu akuntan sejati.