Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Boleh sedikit bercerita ya blogger, bukan soal akuntansi melainkan
mengenai sedikit pengalaman terbaik tentang kehidupan.
Aku ga tau gimana caranya, menyampaikan ribuan rasa syukur ku ke ALLAH
tentang segala fase kehidupan yang telah kulalui hari ini, selain mengucapkan
Alhamdulillah.
Mungkin orang-orang yang kenal baik dengan aku, pasti sangat paham
tentang sifatku yang logic thinking in deep, walau aku perempuan tapi aku bias berpikir
sangat logis tapi masih mensinkronkan hati tentunya.
Aku juga ga pernah memulai untuk berpikir negatif karena takut
bershuudzon kepada siapapun. Di usia ku yang 24 Tahun aku sangat bersyukur
mungkin memiliki pola pikir yang lebih dewasa dari angka usia ku. Karena pola
asuhan papa yang luar biasa seperti militer, dank e militansian beliau pun tak
perlu ku ragukan lagi.
Untuk setiap fase kehidupan selalu ku syukuri, memiliki keluarga yang
baik agamanya walau sudah minus mama, teman-teman terbaik di tempat kerja, dan
tentunya di tempat kajian. Aku adalah seorang wanita yang luar biasa logic
thinker tapi sangat mudah berempati kepada siapapun. Rasanya, taka da hamba
ALLAH yang berhak sedikitpun untuk mendapati kesulitan dalam kehidupan ini.
Dua tahun lalu, aku bercerita bahwa aku sangat ingin menjadi seorang
dosen. Kenapa ? jurusan akuntansi itu sangat menggiurkan untuk lapangan
pekerjaanya, tapi kenapa harus memilih untuk menjadi seorang pengabdi ilmu itu
?
Mungkin jawaban terbaiknya adalah karena panggilan hati dan panggilan
jiwa. Sejak S1 aku selalu bilang bahwa aku harus bias menjadi seorang dosen
akuntansi, melanjutkan study S2 dan S3, menjadi seorang istri sholiha dan insya
ALLAH menjadikan segalanya baik untuk menuju syurganya ALLAH. Pure hanya untuk
akhiratnya ALLAH.
Yang mengenalku pasti paham, tentang seberapa visonernya aku. Aku akan
selalu berusaha untuk melakukan segala hal yang terbaik. Mencoba yang terbaik,
memotivasi orang-orang dan mengenyampingkan ego ku bahwa kerja di BPK,
Kemenkeu, BI dan OJK akan lebih keren dari pada menjadi seorang dosen.
Qodarullah, ALLAH takdirkan aku memiliki pengalaman mengajar di 3 kampus
saat usiaku menginjak 23 Tahun masa itu, kampus UMA, AL-Azhar dan Unimed. Aku bersyukur,
karena ALLAH muliakan pekerjaan ini, di usia yang masih terlalu muda, antara
layak dengan tidak, tetapi memotivasi diri sendiri adalah ciri khas terbaikku. Saat
itu aku melamar di lebih dari 10 kampus di kota medan, berjuang sendirian,
berusaha karena ALLAH, menjaga idealisme tanpa slogan “orang dalam” yang sangat
identik di kota Medan. Aku percaya tentang takdir terbaik dari ALLAH. Hinggan kemudian
di 2018 Awal aku di rekrut untuk menjadi Manajemen Eksekutif di Ikatan AKuntan
Indonesia Wilayah Sumut dan Alhamdulillah aku mencintai profesi itu.
Mengajar di 3 kampus sekaligus, harus ku akui ada 3 atmosphere yang
berbeda, dan Alhamdulillah semuanya memberikan pengalaman terbaik, membaca pola
piker setiap orang, melatih kesabaran, membetuk pribadi lebih baik dan aku
ngerasa bahwa diriku bias survive karena ALLAH dan aku sangat bersyukur. 2018
awal aku memulai rancangan untuk study ke Birmingham, atau Wolonggong
University di Australia. Aku persiapkan, walaupun mungkin belum maksimal. Tetapi
Qodarullah 2018 Akhir aku lulus menjadi seorang ASN masih dalam koridor yang
sama yaitu sebagai seorang dosen di politeknik negeri Medan. Wahai ALLAH, aku
tak pernah tahu tentang takdir2 terbaik ini sebelumnya, tapi aku sangat
bersyukur atas segalanya, ku berikan ini untuk papa, sembari mendengarkan
isakan tangis harunya untuk anak kecil yang selalu menjadi teman berdebatnya.
Lalu bagaimana dengan study S3 ku ? haruskah ku kubur impianku ? tentu
saja tidak, aku percaya suatu hari nanti akan ALLAH izinkan aku untuk
memijakkan kaki ku di negeri Eropa, mempelajari AKuntansi Syariah dengan baik,
dan akan ku pertanggung jawabkan ilmuku di hadapan ALLAH. (Insyaa ALLAH)
Tak lupa pula pasti yang sedang ku tunggu kedatangan seorang ikhwan
muslin yang senantiasa mencintai ALLAH daripada mencintai aku, yang mencintai
agama ALLAH, menghormati papa ku, memintaku darinya dengan ahsan tanpa
memandang tentang strata, dating saja dahulu, bukankan akan ALLAH muliakan
setiap cara yang mulia ? jangan memberikan judgmental bahwa seorang dosen itu
terlalu tinggi kriterianya, harus dengan prestisius yang mahal dan lain
sebagainya. Padahal seseorang yang sudah ngaji insyaa ALLAH akan sangat
memahami bahwa taaruf itu memberikan kemudahan bagi si ikhwan tetapi tidak
menjadikan si akhwat menjadi murah.
Tapi aku percaya, tentang segala kebaikan yang senantiasa ALLAH berikan,
tentang cita-cita yang ALLAH sampaikan dan muliakan, sekalipun perjuangan itu
memang mutlak harus di jalankan. Selamat berjuang dalam fase kehidupan
selanjutnya, pengharapan terbaik tetaplah, ku mampu memiliki seorang pendamping
hidup yang mampu memuliakan wanita, merawat papa hingga akhir hayatnya,
melankutkan S3 ku, merawat generasi penerusku, terus berjuang di jalan Dakwah
yang ALLAH Ridhoi. AMinn ALLAHumma aminnn …